GARUT, Perspektif.co.id — Peta kekayaan pejabat Kabupaten Garut mulai dari eksekutif, legislatif, hingga yudikatif memperlihatkan kontras tajam antara posisi kekuasaan dan besaran aset pribadi. Berdasarkan data resmi dari *Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara* (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diakses pada Senin (6/10/2025), sejumlah nama pejabat publik di Garut mencatatkan kekayaan miliaran rupiah—bahkan ada yang menembus di atas Rp 20 miliar.
Dari jajaran eksekutif, **Bupati Garut Abdusy Syakur Amin** melaporkan total kekayaan **Rp 7,2 miliar**, termasuk komponen utang. Angka itu tercatat dalam laporan periodik tahun 2024. Di bawahnya, **Kepala Dinas Kesehatan, Leli Yuliani**, melaporkan kekayaan sebesar **Rp 6,7 miliar**, juga termasuk utang.
Adapun **Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri**, memiliki total kekayaan **Rp 6,4 miliar**, tanpa keterangan utang. Masih di jajaran birokrasi, **Sekretaris Bapenda Garut, Budiman Rahayu**, tercatat memiliki kekayaan **Rp 3,4 miliar**, juga termasuk utang.
Namun bila dibandingkan dengan kalangan **legislatif**, angka kekayaan pejabat eksekutif ini terlihat jauh tertinggal. Berdasarkan data yang sama, sejumlah anggota DPRD Garut justru menunjukkan nilai harta belasan hingga puluhan miliar rupiah.
Legislator Tajir, Dominasi Partai-Politik Mulai Terlihat
Nama **E. Kustini Sukarno** dari **Partai Gerindra** menduduki posisi puncak dengan kekayaan mencapai **Rp 21,3 miliar** (termasuk utang). Ia berasal dari daerah pemilihan (Dapil) **Samarang, Pasirwangi, Bayongbong, Cigedug, dan Cilawu**.
Disusul **Asep Sake** dari **PKB** dengan total **Rp 17,9 miliar**, mewakili Dapil **Pameungpeuk hingga Talegong**.
Kemudian **Imat Rohimat** dari **Golkar** melaporkan harta **Rp 14,2 miliar**, dan **Muchtarul Wildan** dari **PAN** sebesar **Rp 12 miliar** (laporan 2023).
Beberapa nama lain juga mencatatkan kekayaan tinggi, seperti **Intannia** (PPP) dengan Rp 11,2 miliar, **Dila Nurul Fadilah** (Gerindra) Rp 7,9 miliar, dan **Aji Kurnia** (PKB) Rp 5,6 miliar. Data ini menunjukkan bahwa kekuatan finansial masih berkelindan erat dengan lanskap politik menjelang 2025, di mana beberapa figur disebut-sebut akan maju dalam kontestasi lokal berikutnya.
Eksekutif Lebih Rendah, Tapi Punya Akses Anggaran
Sementara di jajaran birokrasi, pejabat seperti **Budi Gan Gan Gumilar (Rp 3,1 M)** dari Dinas Penanaman Modal dan **Nurdin Yana (Rp 2,5 M)** sebagai Sekda, hingga **Agus Ismail (Rp 2,1 M)** dari Dinas PUPR, menempati jajaran menengah ke bawah dalam daftar kekayaan.
Mereka melaporkan hartanya dalam periode 2024, dengan sebagian mencantumkan utang sebagai komponen kekayaan bersih.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa pejabat eksekutif, meski berperan langsung dalam kebijakan anggaran daerah, tidak semuanya memiliki kekayaan mencolok. Namun posisi mereka tetap strategis karena berkaitan dengan pelaksanaan program dan aliran belanja daerah.
**Yudikatif Tak Kalah Mentereng**
Dari unsur penegak hukum, **Kepala Kejaksaan Negeri Garut Helena Octavianne** tercatat memiliki kekayaan **Rp 13,5 miliar**, disusul **Yudhi Satriyo Nugroho** (Rp 4 miliar) dan **Feza Reza** (Rp 3,4 miliar).
Data ini memberi gambaran bahwa kekayaan pejabat tidak hanya terkonsentrasi di legislatif, namun juga muncul di ranah penegakan hukum.
**Arah Politik 2025: Modal Finansial dan Pengaruh**
Melihat peta kekayaan lintas sektor ini, muncul spekulasi bahwa kekuatan ekonomi pejabat DPRD akan menjadi modal penting dalam membentuk arah politik Garut 2025. Partai dengan kader beraset besar seperti **Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN** tampak memiliki potensi dominasi dalam perputaran wacana politik menjelang Pilkada maupun penyusunan kebijakan daerah.
Di sisi lain, **Bupati Abdusy Syakur Amin** dan jajaran eksekutifnya masih memegang kendali dalam aspek kebijakan pembangunan dan alokasi anggaran—membentuk keseimbangan antara kekuatan formal dan finansial.
**DATA LENGKAP LHKPN GARUT (2024–2025)**
**Eksekutif:**
ABDUSY SYAKUR AMIN – Rp 7.2 M | LELI YULIANI – Rp 6.7 M | LUTHFIANISA PUTRI – Rp 6.4 M | BUDIMAN RAHAYU – Rp 3.4 M | BUDI GAN GAN GUMILAR – Rp 3.1 M | NURDIN YANA – Rp 2.5 M | ASEP SURAHMAN – Rp 2.3 M | BAMBANG HERI SUSANTO – Rp 2.2 M | AGUS ISMAIL – Rp 2.1 M | YUDI RAHARJA KURNIAWAN – Rp 2.1 M | ASEP WAWAN BUDIMAN – Rp 1.2 M
**Legislatif:**
E. KUSTINI SUKARNO – Rp 21.3 M | ASEP SAKE – Rp 17.9 M | IMAT ROHIMAT – Rp 14.2 M | MUCHTARUL WILDAN – Rp 12 M | INTANNIA – Rp 11.2 M | DILA NURUL FADILAH – Rp 7.9 M | AJI KURNIA – Rp 5.6 M | MIRA LESTARI FITRIANI – Rp 5.1 M | PUTRI TANTIA – Rp 4.6 M | HIKMAT PURJANA – Rp 3.3 M | DINDIN MAULUDIN – Rp 2.9 M | dan lainnya.
**Yudikatif:**
HELENA OCTAVIANNE – Rp 13.5 M | YUDHI SATRIYO NUGROHO – Rp 4 M | FEZA REZA – Rp 3.4 M | DONNY FERDIANSYAH SANJAYA – Rp 2.5 M***