08 October 2025, 13:58

100 Ribu Lebih Warga Garut Masih Nganggur, Hampir 400 Ribu Orang Tanpa Gaji dan 272 Ribu Freelancer

Dari total penduduk bekerja sebanyak 1,34 juta orang, hanya 27,87 persen atau sekitar 370 ribu orang yang bekerja di sektor formal

Reporter: Redaksi Perspektif
Editor: Deden M Rojani
56
100 Ribu Lebih Warga Garut Masih Nganggur, Hampir 400 Ribu Orang Tanpa Gaji dan 272 Ribu Freelancer
Doc: Redaksi Perspektif

GARUT, Perspektif.co.id — Lebih dari 100 ribu warga Garut tercatat masih menganggur pada Agustus 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Garut mencapai 6,96 persen dari total 1,44 juta angkatan kerja, atau sekitar 100.224 orang belum memiliki pekerjaan yang layak.

Dalam laporan resmi BPS, jumlah angkatan kerja di Garut naik tipis dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 1,39 juta menjadi 1,44 juta orang. 

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 1,24 persen poin dari 70,10 persen menjadi 71,34 persen,” tulis BPS Garut dalam publikasinya, dikutip Rabu (8/10).

Meski ada peningkatan partisipasi, struktur pekerjaan di Garut masih didominasi sektor informal. Dari total penduduk bekerja sebanyak 1,34 juta orang, hanya 27,87 persen atau sekitar 370 ribu orang yang bekerja di sektor formal. Artinya, lebih dari 900 ribu pekerja masih bergantung pada pekerjaan tanpa kontrak tetap atau penghasilan tidak pasti.

Data BPS juga menunjukkan, kategori “pekerja keluarga/tidak dibayar” mencapai 13,95 persen, atau sekitar 200 ribu orang. Sementara itu, pekerja bebas naik menjadi 20,36 persen, yang setara dengan sekitar 272 ribu orang. Kondisi ini menggambarkan masih kuatnya ketergantungan masyarakat Garut pada pekerjaan informal yang tidak memberikan jaminan sosial maupun pendapatan tetap.

Sebagian besar penduduk yang bekerja adalah berusaha sendiri, mencapai 24,04 persen. Sementara pekerja buruh, karyawan, dan pegawai berada di kisaran 23,96 persen. Pola ini menunjukkan bahwa mayoritas warga Garut masih mengandalkan kemampuan mandiri dan usaha kecil untuk bertahan hidup di tengah terbatasnya lapangan kerja formal.

Dari sisi pendidikan, BPS mencatat bahwa lebih dari separuh penduduk bekerja (50,20 persen) hanya berpendidikan SD ke bawah. Disusul oleh lulusan SMP sebanyak 20,86 persen, dan SMA umum 15,24 persen. Lulusan perguruan tinggi hanya mencapai 4,68 persen, sedangkan lulusan diploma bahkan kurang dari 1 persen

Rendahnya tingkat pendidikan ini mempersempit peluang warga Garut untuk masuk ke dunia kerja formal dengan upah stabil.

“Tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Pada Agustus 2024, penduduk bekerja masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/tamat SD), yaitu sebesar 50,20 persen,” tulis BPS dalam rilis tersebut.***

Berita Terkait